KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehimgga saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.
Maka dari itu , Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada:
1………. Selaku Guru pembimbing saya
2. Pihak-pihak lain yang juga ikut andil dalam proses penyusunan makalah
Ini.
Saya sadar, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
Saran dan kritik sangat saya butuhkan dari teman - teman pembaca untuk
Perbaikan makalah ini. Atas perhatian yang telah diberikan saya ucapkan
Terimakasih yang sebesarbesarnya
Penulis
_______________
(Nama)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 3
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………3
1.2 Rumusan masalah …………………………………………………………….3
1.2.1
Hubungan Apasaja yangterjadi antara Indonesia dan Jerman…………3
1.2.2
Apsih tujuan Politik Pembangunan Jerman……………………………3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..4
2.1 Hubungan Bilateral Antara Kebudayaan………………………………………4
2.2 Hubungan Ekonomi Bilateral………………………………………………….5
2.3 Tujuan Politik Pembangunan Jerman………………………………………….6
2.4 Kerjasama Pembangunan Politik Pembangunan Bersama Indonesia………….7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………...9
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………10
BAB I. Pendahuluan
1.1
Latar belakang
Antara orang Jerman dan
Indonesia terjalin sejarah yang panjang, sudah dimulai sejak abad ke-16 ketika
para pedagang Jerman yang menumpang kapal-kapal Belanda maupun Portugis
mendatangi wilayah yang dahulu dikenal dengan sebutan Hindia Timur. Selama masa
penjajahan Belanda ribuan orang Jerman datang ke Indonesia, baik sebagai
pegawai bagian administrasi di bawah Koloni Belanda, maupun sebagai insinyur,
tenaga teknis serta tidak ketinggalan sebagai peneliti dan ilmuwan.
Industri Jerman telah
ada sejak pertengahan abad ke-19 di Indonesia. Setelah tahun 1945 para
pengusaha Jerman, tenaga ahli Jerman di bidang kerja sama pembangunan maupun
bidang pendidikan dan penelitian, serta pertukaran akademis yang intensif
melanjutkan hubungan Jerman dan Indonesia yang selama ini baik.
1.2
Rumusan MAsalah
1.2.1. Hubungan Apasaja yang terjalin antara Indonesia Dan Jerman?
1.2.2. Apasih tujuan Politik Pembangunan Jerman?
BAB II Pembahasan
Adapun hubungan yang
trjadi antara Indonesia Dan Jerman Yaitu
Perubahan situasi
politik yang terjadi sejak tahun 1998, telah membawa Indonesia pada
suatu perkembangan kebudayaan yang dinamis. Dalam hal mana
Goethe-Institut Jakarta (yang memiliki cabang di kota pelajar Bandung)
mempunyai peranan penting. Goethe Institut mengorganisir berbagai kegiatan dalam
hampir segala bidang kebudayaan, apakah itu musik, film, pameran, tari ataupun
teater. Proyek-proyek tersebut tidak terbatas hanya sebagai perantara
kebudayaan Jerman, tetapi dengan ikut sertanya seniman dan seniwati Indonesia
pada lokakarya dan semacamnya, terjalinlah suatu dialog yang hidup antar dua
kebudayaan. Dalam lingkup yang lebih kecil Kedutaan Besar Jerman juga
menyelenggarakan berbagai konser dan pameran.
Beberapa perkumpulan
kebudayaan Jerman-Indonesia juga menyelenggarakan pameran dan proyek lainnya
di Jerman dan di Indonesia. Cukup banyak seniman dan seniwati Jerman, yang
terinspirasi oleh pesona Indonesia dan kemudian dituangkan dalam karya mereka.
Mereka juga memiliki sanggar dan bengkel seni di sini. Mengikuti tradisi
pelukis dan pemusik Walter Spies (1895 – 1942) banyak di antara para seniman
Jerman yang menetap di Bali.
Satu unsur penting
hubungan kebudaayan selanjutnya adalah kerja sama di bidang
perguruan tinggi. Sejak
tahun 1945 kira-kira 20.000 pelajar Indonesia melanjutkan studi mereka di
Jerman. Antara banyak universitas Jerman dan Indonesia telah terjalin suatu
kerja sama yang erat dalam bidang penelitian dan pengajaran. Pemerintah
Republik Federal Jerman sangat berkeinginan, agar mahasiswa yang berkualifikasi
dapat melanjutkan studi mereka di Jerman. Meskipun mendapat persaingan ketat
dari universitas di kawasan Anglo-Saxon (negara berbahasa Inggris), sejak
beberapa waktu yang lalu di Indonesia telah berhasil dicapai suatu perkembangan
yang patut diperhatikan. Berkat usaha DAAD dan Kedutaan Besar Jerman jumlah
orang Indonesia yang melanjutkan studi mereka di perguruan tinggi Jerman yang
berjumlah 2.000 orang.
2.2 B. Hubungan ekonomi
bilateral
Hubungan
ekonomi antara Indonesia dan Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan
intensif. Jerman memiliki hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia
daripada ke negara-negara lainnya di Asia Timur atau Tenggara. Sejak abad ke 16 telah banyak saudagar, ilmuwan, dokter,
misionaris, tentara dan pegawai dari Jerman yang tinggal di Indonesia. Kehadiran perekonomian
Jerman di Indonesia sudah dimuali sejak abad ke 19 (Siemens 1855, Krupp 1876).
Perekonomian Republik
Federal Jerman terintegrasi secara internasional, tidak seperti perekonomian
dari sebagian besar negara lainnya yang tidak begitu terintegrasi ke dunia
internasional. Pada
saat ini perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan kira-kira sepertiga omset
mereka melalui perdagangan dengan luar negeri – tendensinya naik. Masa depan
lokasi bisnis Jerman dan banyak pabrik tergantung dari perdagangan luar negeri
yang dinamis. Oleh karenanya persaingan bebas, pasar terbuka dan persyaratan
yang mendukung perdagangan dan investasi sangat menentukan.
Demi
tujuan tersebut Bagian Ekonomi Kedutaan dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman
EKONID berusaha menjadi kontak person yang terpenting di Indonesia bagi para
pelaku bisnis dari Jerman. Mereka juga mendapatkan dukungan dari koresponden
Kantor Federal Ekonomi Luar Negeri (bfai) yang juga berkedudukan di Jakarta,
seperti halnya Lembaga Kredit untuk Pembangunan Kembali (Kreditanstalt für
Wiederaufbau – KfW).
2.3
C. Tujuan politik pembangunan Jerman
Tujuan
politik pembangunan Jerman adalah untuk memperbaiki situasi kehidupan
masyarakat, terutama masyarakat miskin, di negara-negara mitra kami.
Politik
tersebut mengikuti cita-cita pembangunan global yang berkesinambungan, yang
dimana generasi sekarang memiliki kemungkinan untuk berkembang, tanpa membatasi
kesempatan generasi mendatang.
Pembangunan global yang
berkesinambungan mensyaratkan tiga hal penting yang harus terpenuhi:
· Pertumbuhan ekonomi
yang produktif
· Keadilan sosial
dan
· Ekologi yang
berkesinambungan
Kerjasama pembangunan
membantu penerapan ketiga tujuan ini di negara-negara mitra dengan
pemberantasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan pengembangan
sektor privat dan perlindungan dasar kehidupan alam.
Tujuan pembangunan
global yang berkesinambungan hanya akan tercapai, apabila reformasi dan
penyesuaian struktur di negara-negara industri yang diperlukan terjadi di
setiap level. Oleh karenanya usaha kami dalam (membentuk) kerjasama dengan
mitra-mitra kami harus didukung oleh para politisi di dalam negeri. Ini
merupakan hal yang terpenting yaitu mengenai kepercayaan dan juga pandangan
masa depan politik pembangunan. Selain itu, reformasi dalam negeri di
negara-negara industri memberikan ruang gerak finansial bagi kelanjutan bantuan
luar negeri dalam jangka panjang.
Politik
pembangunan merupakan tugas bersama yang memerlukan/mensyaratkan tujuan
bersama. Politik tersebut membentuk kerangka bagi kerjasama dengan
negara-negara mitra. Tujuan global tersebut ditetapkan dalam
konferensi-konferensi internasional. Masyarakat internasional telah
memformulasikan tujuan bersama mereka dalam puncak milenium di New York, dalam
konferensi PBB di Monterrey tentang pembiayaan pembangunan dan dalam konferensi
berkesinambungan di Johannesburg.
Republik
Federal Jerman telah berkomitmen untuk andil secara aktiv dalam mewujudkan
tujuan-tujuan tersebut. Program Aksi 2015 lintas
instansi merupakan instrumen sentral Pemerintah Jerman dalam rangka
memenuhi tugas-tugas tersebut. Program aksi tersebut berorientasi kepada
tiga Tujuan utama yaitu memerangi kemiskinan, mengamankan
perdamaian, pelaksanaan globalisasi dengan adil. Penanggungjawab adalah
Kementrian Federal Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).
Indonesia
menjadi mitra penting bagi Jerman dalam kerjasama pengembangan politik. Jerman
dengan kontribusinya sebesar 3 milyar euro merupakan mitra bilateral kedua
terbesar setelah Jepang. Termasuk dalam jumlah ini adalah kontribusi bagi
pengembangan gereja, yayasan-yayasan politik dan LSM (Organisasi
Non-Pemerintah) lainnya.Melalui instrumen multilateral seperti PBB, Bank Dunia,
ADB (Bank Pembangunan Asia) dan Dana Pembangunan Uni Eropa, Jerman juga
membantu program-program pembangunan di Indonesia dalam jumlah yang cukup
besar.
Kerjasama
antara Indonesia dengan Jerman telah terbentuk sejak tahun limapuluhan.
Aktivitas pendamping proses reformasi Indonesia terkonsentrasi dengan sangat
baik sejak beberapa tahun ini di Provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta serta NTB dan
NTT dengan tingkat pembangunan yang lemah di Timur Indonesia.
Kerjasama
Pembangunan dengan Indonesia terkonsentrasi pada tiga bidang utama berikut yang
isinya telah ditetapkan dan disusun bersama-sama dengan mitra Indonesia. Naskah
strategi utama (SSP) untuk setiap bidang yang telah disusun bersama membentuk
kerangka konsep kerjasama:
· Bidang
kesehatan
termasuk keluarga berencana dan pencegahan HIV/AIDS – titik pusat kerjasama
pembangunan Indonesia-Jerman terletak pada perbaikan akses pelayanan kesehatan
yang memadai termasuk dari segi pembiayaan bagi penduduk miskin;
· Bidang
reformasi perekonomian –
kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman terkonsentrasi pada dukungan
perekonomian regional di wilayah-wilayah dengan struktur yang lemah dengan
tujuan mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penggunaan sumber alam
yang berkesinambungan serta mendukung instrumen pembiayaan yang efektif;SSP
bidang reformasi perekonomian.
· Bidang
transportasi –
peningkatan mobilitas bagi penduduk berpendapatan rendah menjadi titik pusat
kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman, dimana kegiatannya dikonsentrasikan
pada angkutan penumpang kapal laut dan angkutan penumpang jarak dekat.;SSP
bidang transportasi
Dalam
tema (pokok) desentralisasi, kerjasama pembangunan Indonesia-Jerman mendampingi
proses desentralisasi yang luas di Indonesia, dimana pada tahun 2001 terjadi
pelimpahan tanggung jawab atas perencanaan pembangunan, anggaran dan personil
sekaligus dari pusat ke daerah. Untuk tema pokok ini juga telah disusun naskah
strategi.
Yayasan-yayasan
politik Jerman yang aktif di Indonesia (Yayasan Friedrich Ebert, Yayasan
Friedrich Naumann, Yayasan Konrad Adenauer, Yayasan Hanns Seidel) serta
PT. Pendidikan Kelanjutan dan Pengembangan
Internasional non profit (InWEnt) dan Pusat Migrasi Internasional (CIM) juga
memberikan kontribusi yang penting, terutama dalam tema-tema tersebut.
Saat ini terdapat
sekitar 32 proyek kerjasama teknik (TZ) dan keuangan (FZ), dimana 36 tenaga
ahli dipekerjakan untuk jangka waktu lama dan sekitar 160 tenaga ahli untuk
jangka waktu pendek setiap tahunnya. Selain itu terdapat 24 tenaga ahli yang
terintegrasi dan diperoleh dari Pusat Migrasi Internasional (CIM). Dengan
sekitar 20 penugasan setiap tahun, SES membantu kualifikasi tenaga ahli dan
pemimpin perusahaan kecil dan menengah di Indonesia.
Kerjasama
personil dilaksanakan oleh PT. InWEnt non profit, Pendidikan Kelanjutan dan
Pengembangan Internasional – yang lahir dari peleburan Carl Duisberg
Gesellschaft (CDG) dan Yayasan Jerman bagi Pembangunan Internasional (DSE) –
dengan mengutamakan program yang berorientasi ke praktek. Penawaran program
yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi bekerja ini diikuti oleh sekitar
700 peserta dari Indonesia setiap tahunnya.
Setiap
tahun disediakan dana kepada Kedutaan Jerman Jakarta untuk pelaksanaan
proyek-proyek berskala mikro di Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk
terutama memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin dan sangat miskin. Proyek
yang dapat dibantu adalah proyek yang dilaksanakan oleh pihak Indonesia (LSM,
gereja, komunitas desa) dengan jumlah bantuan hingga 8.000 Euro.
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
Dri
pembahasan tersebut Kita dapat Lihat BAhwa Indinesia Memiliki Hubungan Yng
cukup BAik Dengan Jerman.
Dari segi kebudayaan Jerman-Indonesia
juga saling membagi pengeahuan mengenai kebudayaannya masing-masing dengan cara
menyelenggarakan pameran dan proyek lainnya di Jerman dan di Indonesia. Cukup
banyak seniman dan seniwati Jerman, yang terinspirasi oleh pesona
Indonesia dan kemudian dituangkan dalam karya mereka.
Dan
ekonomi antara Indonesia dan Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan
intensif. Jerman memiliki hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia
daripada ke negara-negara lainnya di Asia Timur atau Tenggara mungkin Jerman
Lebih Akrab dengan Indonesia.
Indonesia
juga menjadi mitra penting bagi Jerman dalam kerjasama pengembangan politik
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/49622978/HUBUNGAN-BILATERAL-INDONESIA-DAN-JERMAN-tio
Ket: Ini HAnya contoh alangkah Baiknya Anda Membuat yang lebih baik Dari ini
Ket: Ini HAnya contoh alangkah Baiknya Anda Membuat yang lebih baik Dari ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar